Mengenal Shared Reading
Membicarakan soal membaca lagi. Hanuun baru 1 tahun 2 minggu, tapi kegiatan membaca bukan hal asing baginya, meskipun tentu saja definisi dan proses membaca anak seusianya berbeda dengan pengertian dan proses membaca yang layaknya dilakukan anak usia sekolah -dimana proses membacanya adalah dengan mengeja huruf menjadi kata kemudian menyatukan kata-kata menjadi kalimat dan pada akhirnya memahami makna apa yang disampaikan kalimat tersebut-. Proses membaca yang diperkenalkan kepada balita terlihat merupakan sebuah proses yang sederhana, padahal dibalik itu ada banyak manfaat yang sangat positif bagi perkembangan balita. Lebih jauh, soal manfaat dan beberapa cara mengajari balita membaca ada beberapa artikel yang berkaitan dengan hal ini yang ummi simpan di "Library" blog ini.
Kemarin saat ummi menemani Hanuun bermain pagi-pagi, ummi iseng membaca kembali koleksi majalah. Dan secara kebetulan membaca artikel yang berkaitan dengan membiasakan anak membaca dengan strategi Shared Reading. Artikel pendidikan ini ditulis oleh: Tri Puspitarini, M.Psi. (Penerbit inikami edu) yang dimuat di Majalah Wanita UMMI edisi Juli 2010. Menarik, karena pada saat yang sama ummi lihat Hanuun lagi sibuk "membaca", seperti yang dapat dilihat difoto berikut:
Hanuun yang kelihatan konsentrasi sekali membaca bikin ummi geli dan ketawa sendiri. Halah ade...gayanya alamak.... Itu salah satu koleksi bukunya yang hardcover, jenis buku ini yang awet karena ga bisa dirobek, hehehe. Sejak masih bayi, Hanuun sudah Mibi perkenalkan dengan buku, dan Hanuun memang kelihatan sangat menyukai buku apalagi yang aga gambar lucu berwarna warni. Kecintaan Hanuun pada membaca pernah ummi tulis sebelumnya. Dan ini beberapa koleksi foto kegiatan membaca Hanuun bersama Abi yang ummi ambil secara random di usia 1-2 bulan.
Back to the previous article I told, artikel ini menjadi menarik karena menurut ummi selama ini ketika Mibi menemani Hanuun membaca telah mekukan apa yang disebut sebagai Shared Reading dalam artikel ini. Hanya saja tidak mengistilahkannya seperti itu karena belum tau istilahnya sebelumnya. Nah ini artikelnya ummi tulis secara utuh sebagaimana yang dimuat dalam majalah tersebut.
Alhamdulillah selalu senang membaca:) |
Membaca bersama Abi |
Hanuun suka membaca buku dan sangat suka dibacakan buku oleh orang lain. Hanuun akan memperhatikan dengan seksama apa yang sedang kita bacakan untuknya, dan akan menunjuk-nunjuk bagian dari buku yang menarik perhatiannya dan tak lupa senyum dan bersuara mengungkapkan perasaan hatinya. Dengan catatan dia memang sedang mood pada buku/membaca. Kalau lagi tidak berminat ya dia akan berlalu begitu saja, hehehe. Konsentrasi Hanuun pada buku/membaca sampai saat ini kira-kira hanya beberapa menit saja rentangannya. kalau sudah 1 atau 2 menit dia akan meninggalkan bukunya, tapi jika kemudian beberapa jam berikutnya ummi bilang: "Mana bukunya, de!", dia akan ambil bukunya berkonsentrasi 1 atau 2 menit lagi.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Don Haldaway, klinisian dan ahli literasi anak dari New Zealand, meneliti dan merintis kegiatan bercerita atau membacakan cerita bersama-sama sebagai media belajar yang sangat efektif untuk anak sekolah dan pra sekolah. Kegiatan ini dikenal dengan Shared Reading.
Shared Reading dilakukan oleh satu orang dewasa dan anak (atau sekelompok anak) yang berkumpul dan membaca bersama secara kolaboratif (memperoleh pengetahuan baru secara bersama-sama). Media yang biasa digunakan adalah buku cerita bergambar dengan format buku besar (giant book) dan tulisan yang dicetak besar (large print).
Keterlibatan Aktif dan Menyenangkan. Karena kegiatan ini minim kompetisi, pesan-pesan dan pengetahuan lebih mudah diingat dan diserap oleh anak. Anak-anak juga dilibatkan sebagai pembaca (bukan hanya pendengar).
Gunakan Giant Book. Buku ukuran besar membantu anak fokus pada gambar dan teks yang dapat dilihatnya dengan jelas. Sambil membaca cerita, orangtua/guru mendemonstrasikan yang dibacanya dalam gambar dan menunjuk setiap kata yang dibaca.
Pembaca Cerita Sebagai "Model". Dalam Shared Reading, membaca bersama adalah rangkaian kegiatan yang utuh. Anak belajar dari orangtua/guru bagaimana melafalkan kata-kata dan memahami adanya intonasi serta ekspresi tertentu. Pengalaman membaca yang diperankan orangtua/guru dalam suasana yang kondusif dan terlibat, mendorong anak berpartisipasi aktif. Keterlibatan ini dapat dibangun dengan: Pertama, setiap pembawa cerita selesai membaca satu kalimat, anak dapat mengikuti/mengulang kalimat yang telah dibaca tersebut. Kedua, membaca kalimat secara bersama (untuk anak yang sudah dapat membaca). Ketiga, pembawa cerita membaca seluruh kalimat yang tercetak kemudian diam pada sebuah kata yang harus dibaca oleh anak.
Membacakan Berulang Cerita yang Sama. Membuat anak "terbiasa" pada pengalaman membaca adalah tujuan utamanya. Pengulangan menjadi hal yang penting dalam kegiatan ini. Orangtua/guru dapat membaca kembali bagian-bagian tertentu dalam cerita, sesuai dengan kebutuhan kelompok. Ini akan menumbuhkan minat anak terhadap buku, cerita yang dibaca dan aktifitas "mengunjungi buku" di perpustakaan.
Membangun Sensibilitas dan Menggali Perasaan. Suasana membaca yang menyenangkan terbangun dalam kegiatan ini. Semua anak dapat berbagi pendapat, mengungkapkan ide atau perasaannya mengenai cerita yang dibaca. Orangtua/guru pun dapat menanyakan kesan anak-anak terhadap cerita serta menggali apa yang mereka rasakan.
Yesterday, I came to a conclusion: now, I dont read anything unless it is online. So bye bye books and magazine. Say I love you, to blogs and twitterr :)
ReplyDeleteI dont know whether it is a good sign or not, for me as an adult.
MAap itu td komen ga nyambung, hehe. Soalnya aku ga punya experience dgn mengajarkan anak kecil membaca. In fact, aku sendiri hanya menerima murid privat , yg termuda usianya paling gak dia sdh bs membaca.
membaca buku sejak dini juga turut membantu mencerdaskan anak dan menambah IQ nya, di buku read-aloud handbook ada banyak contoh kasus dimana anak yg sudah mengenal buku sejak masa bayi akan memiliki IQ lebih baik bahkan untuk kasus seorang anak berkebutuhan khusus juga sangat membantu. dulu aku praktekkan ke mas royyan alhamdulillah keliatan royyan ngerti klo aku bacain buku dan interest.. mematahkan pandangan minus orang2 yg menanggap DS = idiot :)..
ReplyDeletejadi mari membacaaaa .. btw ummii beli buku yuk ke akuuu ;)) #jualan :D
Kami sejak Raja dalam kandungan udah sering ngajak dia membaca, jeng, trus setelah Raja lahir, sejak dia belom ngerti apapun kami udah bacain buku untuknya. Berulang-ulang, sampe yang bacanya juga bosen. Puji Tuhan, sampe sekarang Raja doyan banget baca buku dan bahasanya juga jadi 'buku banget', misalnya, instead of nanya, "Pappa lagi ngapain?", Raja pake bahasa, "Pappa sedang apa?" hehehe... Dan puji Tuhan juga, kebiasaan membaca sejak dulu membuat Raja tertantang untuk sedari dini mengenal huruf, jeng, sekarang malah sudah mulai belajar mengeja walo masih yang sederhana, misalnya M + A = MA gitu :D
ReplyDeleteKeep reading ya Hanuun dan thanks buat ummi-nya untuk tulisannya yang berguna banget ini yaa :)
#Mam Tyka: hihihi, blogs 'n twitter addicted then hiya...
ReplyDeleteHanuun bisa daftar jadi murud privatenya ga miss? btw, this reading technique can be applied 2 ur private students loh;)
#Bue Rafiq: "membaca buku sejak dini juga turut membantu mencerdaskan anak dan menambah IQ nya"...iya betul banget statementnya ini, aku juga pernah baca soal ini...yuk mari membaca lagi...
ReplyDeletehihihi, buku yang dijual apa aja bue?
#Mama Raja: As I always read your daily activities on your blog, I see you do make big steps in raising Raja since early. Aku juga jadi banyak belajar dari bagaimana Mba treat Raja, even in a very simple ways...
ReplyDeleteWah Raja hebat dah mulai belajar spelling yah...terus pinter ya, dear...